Februari 08, 2012

Perangkat-Perangkat Tarbiyah


Sesuai dengan data yang diambil dari sejarah Jamaah, perangkat-perangkat khusus yang dipergunakan Jamaah dalam mentarbiyah anggota-anggotanya antara lain: Usrah, Katibah, Rihlah (Refreshing), Mukhayyam, Daurah, Nadwah dan Muktamar. Melalui perangkat-perangkat tarbiyah ini dakwah berjalan dan terus berkembang.

Perangkat yang pertama, Usrah. Usrah dalam hal ini didefinisikan sebagai perisai, ia seperti keluarga dan kerabat. Usrah juga merupakan kumpulan orang-orang yang terikat oleh kepentingan yang sama, yakni: bekerja, mentarbiyah, dan mempersiapkan kekuatan untuk Islam.
Tujuan usrah secara umum adalah membentuk kepribadian islami secara integral pada setiap individu muslim, mentarbiyah, dan mengembangkannya sesuai etika dan nilai islam. Aspek kepribadian yang penting adalah aqidah, ibadah, moral,dan wawasan pengetahuan. Usrah yang baik adalah usrah yang produktif yang banyak melahirkan kader calon naqib ( murobi atau pemimpin usrah).
Rukun-rukun usrah:
- Ta aruf (saling mengenal)
- Tafahum (saling memahami)
- Takaful (saling menanggung beban)

Kedua, Katibah. Katibah berarti sesuatu yang dihimpun dan tidak berserakan atau dapat berarti juga pasukan atau satuan raksasa atau satu grup besar dari sebuah pasukan yang terdiri dari beberapa grup ekspedisi yang tidak permanen.
Merupakan pola spesifik dalam mentarbiyah sekolompok anggota yang bertumpu pada tarbiyah ruhani, pelembutan hati, penyucian jiwa, dan membiasakan fisik beserta seluruh anggota badan  untuk melaksanakan ibadah secara umum, juga tahajud, dzikir, tadabur, dan berpikir kritis.
Dalam jamaah ikhwah, katibah berarti kumpulan beberapa usrah. Setiap katibah harus selesai programnya dalam  40 pekan atau 40 kali pertemuan. Tujuan katibah secara umum adalah menciptakan keharmoniann bangunan kepribadian islam yang utuh pada seseorang, dekat dengan Allah, taat kepada-Nya.

Ketiga, Rihlah. Rihlah adalah perangkat tarbiyah yang lebih mencurahkan perhatiannya kepada aspek fisik, baik individu maupun kelompok.
Di dalam rihlah para peserta diberi kebebasan bergerak, berolah raga, berlatih, bersabar untuk bekerja secara sungguh-sungguh, serta menahan rasa haus dan lapar dengan kadar yang tidak mungkin diperoleh dalam pertemuan usrah, tidak juga katibah.
Dilihat dari tipe peserta, ada beberapa macam rihlah:
  1. Rihlah para aktivis
  2. Rihlah keluarga ikhwah
  3. Rihlah putra ikhwah
  4. Rihlah putri ikhwah
  5. Rihlah da’i ikhwah

Keempat, Mukhayyam. Merupakan penerapan dan pengembangan dari sistem jaulah yaitu sistem jaulah merupakan pengembangan dari sistem rihlah. Dalam tarbiyah, sistem mukhayam tumbuh sebagai penyempurnaan misi jawalah untuk menghidupkan terus kehidupan jawalah secara nyata. Tujuan Mukhayam secara umum ada tiga pokok:
  1. Pengumpulan, meliputi pengumpulan tingkat kaum muslim secara umum, tingkat  aktivis ikhwah dari berbagai usrah, tingkat para pemimpin ikhwah, hingga tingkat internasional.
  2. Tarbiyah. Memberi celupan kehidupan pribadi peserta dengan celupan islam.
  3. Latihan. Melatih interaksi, fisik, tanggung jawab, manajemen mukhayam melatih menjaga kerahasiaan, dan sebagainya.
Mukhayam lahir dengan urgensi ketarbiyahan yang tidak tergantikan oleh perangkat-perangkat tarbiyah Ikhwaniyah selainnya.

Kelima, Daurah. Daurah atau pelatihan merupakan aktivitas berkala, yakni dilaksanakan pada setiap waktu tertentu secara rutin dalam bentuk pengumpulan kader-kader dakwah yang relatif banyak di suatu tempat untuk mendengarkan ceramah, kajian, penelitian dan pelatihan tentang suatu masalah, dengan mengangkat tema tertentu yang dianggap penting bagi keberlangsungan amal islam.
Daurah adalah forum untuk studi intensif suatu tema, baik berupa kajian ilmiah maupun pelatihan yang dimaksudkan agar peserta memiliki pengetahuan mendalam dan seoptimal yang mungkin diperoleh melalui asuhan para ulama dan spesialis.
Contohnya daurah manajemen, daurah dakwah fardiyah, dan daurah fikih dakwah. Setiap daurah harus mampu mewujudkan tujuan umumnya, kemudian mewujudkan target khusus sesuai dengan tema daurah yang diselenggarakan

Keenam, Nadwah. Nadwah berarti sekumpulan orang. Suatu majelis yang mengundang banyak orang untuk berkumpul. Nadwah berarti sebuah pertemuan yang menghimpun sejumlah pakar dan spesialis untuk mengkaji suatu tema ilmiah atau persoalan, setiap orang memberi pendapatnya dengan argumentasi dan bukti-bukti.
Orang yang diundang tidak harus dari kalangan ikhwah, bisa praktisi, ulama, pakar, dan spesialis untuk mengkaji suatu persoalan. Sasaran nadwah adalah pengetahuan dan wawasan pemikiran.

Ketujuh, Muktamar. Secara bahasa muktamar diartikan sebagai makanul i’timar (tempat musyawarah) dan dalam hal ini Ikhwanul Muslimin membaginya dalam dua bagian yaitu muktamar resmi (istilah ini dikhususkan untuk forum resmi yang memiliki kepentingan tertentu dalam aspek tujuan dan produk-produk yang dihasilkan seperti; ratifikasi perjanjian atau dokumen) dan muktamar umum (istilah ini ditujukan untuk menampung sejumlah peserta yang kadang-kadang hingga ratusan yang bersifat terbuka bagi semua organisasi atau individu).
Selain itu ada muktamar khusus jamaah khusus bagi anggota ikhwah yang diselenggarakan oleh jamaah ikhwah. Kelebihan muktamar adalah mampu menampung sejumlah besar pakar, terlibat dalam pembahasan dan kajian. Peserta yang ikut, terlibat dalam diskusi dan dialog dengan seluruh anggota muktamar.

Ketujuh perangkat tarbiyah diatas memiliki tujuan-tujuan umum dan khusus serta dilaksanakan dengan manajemen yang berbeda. Ada syarat- syarat menjadi pelaksana dalam setiap kegiatannya serta syarat pemimpin yang bertanggung jawab pada setiap perangkat tarbiyah. Ketujuh perangkat tarbiyah ini merupakan sarana dan jalan menuju kesuksesan dan pencapaian dakwah yang hakiki dan sadar atau tidak harus diakui bahwa perangkat tarbiyah adalah piranti yang dapat menentukan kesuksesan dakwah di kemudian hari nantinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar