Februari 27, 2012

Sambal Ebi Cabe Ijo

ada yang baru balik dari kampung halaman trus bawa oleh-oleh udang kering ivanjaya.net
hm....kayaknya enak nih bikin sambal goreng ebi ivanjaya.net, so waktu ke pasar beli bahan-bahan pelengkapnya truss.....serahkan ke kokinya dan tinggal tunggu hasilnya ivanjaya.net.
Selanjutnya, eng ing eng........ sambal goreng ebi siap disantap ivanjaya.net

udangnya itu lho.........:puppyeyes:
rasa pedasnya bikin ivanjaya.net tapi tetap pengen nambah dan nambah lagi sampai
ivanjaya.net. hm.....sayang ivanjaya.net persediaan udang/ebinya cuman untuk dua kali masak.

Februari 26, 2012

Hujan itu ArIR

Banyak yang mengeluh tentang hujan. Saat musim kemarau, mereka mengeluh akan hujan yang tak pernah menyapa. Dan saat musim penghujan, mereka mengeluh karena hujan tak henti-hentinya mencumbu bumi. Lalu, pada musim lainnya? oh, cukup....karena negeri kami negeri tropis jadi cukuplah kami puas dengan dua musim itu saja.

mendung di langit membersamai sejak siang
Hujan itu Anugrah. Ia turun ke bumi sebagai bentuk hadiah karena sang bumi senantiasa sabar menanggung sengatan sang surya. Walau senantiasa dikeluhkan, tak ayal masyarakat bumi pun menanti kedatangannya dengan suka cita. Aku pun demikian. Tidak kulupakan senangnya hati saat hujan mendera dan kami menari menyambutnya. Yah, mandi hujan. Sangat menyenangkan. Sebuah kenangan masa kecil yang sering kurindukan. Maka, hujan itu adalah anugrah.
Hujan itu adalah rIzki. Dengannya bibit bertumbuh, hutan menghijau, air mengalir deras, dan udara tak selamanya terasa panas. Karena rizki tak selamanya seperti itu adanya, karena rizki harus senantiasa diusahakan. Maka, hujan adalah rizki, yang mengajarkan kita tentang hidup itu sebagiannya doa dan sebagian yang lainnya ikhtiar. Maka, hujan adalah rizki.

halaman yang basah terguyur hujan....
Hujan adalah Rahmat. Dengannya Allah menunjukkan kasihNya pada bumi dan seisinya tanpa adanya pilih kasih. Dengannya Allah menunjukkan kuasaNya terhadap bumi dan seisinya. Dengannya Allah memuliakan waktu turunnya sebagai salah satu waktu terijabahnya doa. Maka, hujan adalah rahmat.
Lalu, mengapa kita yang lemah ini masih sering mengeluh dan bahkan menghujat hujan yang datang saat tak sesuai dengan kehendak hati? Bukankah Allah lebih tahu apa yang terbaik bagi makhlukNya? Bukankah hujan adalah Anugrah, rIzki dan Rahmat yang harusnya kita syukuri? Bukankah waktu turunnya begitu mulia sehingga merupakan salah satu waktu ijabah doa? Maka, daripada memperbanyak keluh kenapa tidak kita menggantinya dengan memperbanyak doa dan kebaikan. ^_____^

Bingkisan dari Langit

Sebuah perpisahan bukanlah akhir dari sebuah perjalanan.ivanjaya.net
Sabtu kemarin, tertanggal 25 Februari 2012 ternyata menjadi arisan terakhir kami untuk formasi ber-sebelas kami. Tak menyangka itu yang terakhir walaupun sempat terwacanakan sebulan yang lalu. Secepat inikah kebersamaan mesra ini? ivanjaya.net
Untuk yang terakhir ini, seperti sebelum dan yang lainnya. Acara diwarnai dengan tukar kado yang harus dibarengi dengan pesan ukhuwah untuk yang menerima ivanjaya.net. Nah pesan-pesan ini kemudian kami baca satu-persatu ivanjaya.net. Subhanallah, tak peduli apakah pesan itu memang terangkai sendiri ataukah disadur dari berbagai sumber, membaca dan mendengarnya saja sudah cukup mewakili rasa-rasa yang kami miliki ivanjaya.net. Rasa yang tumbuh berkembang dengan kebersamaan, rasa yang terus dan senantiasa ada karena memiliki azzam yang sama.
Pun demikian halnya dengan bingkisan kecilnya. Bukan jenis dan harga dari isi bingkisannya, atau pun bentuk dan bungkusnya......tapi makna rasa sang pemberi itulah intinya ivanjaya.net.
Untukku, kudapatkan bingkisan indah yang tak disangka :waaah:. This is it......

warna talenannya cantik senyum

Allah Maha Tahu, beberapa hari lalu sempat ivanjaya.net membeli talenan karena talenan di dapur sudah tak layak pakai (menurutku....ivanjaya.net) dan mesti antri pakai. Dan, Ia pun mengijabah lintasan fikiran itu melalui saudariku. Subhanallah, skenario yang indah ivanjaya.net.
Kini, aku pun ivanjaya.net. Benarlah adanya nasihat bijak itu; "berhati-hatilah dengan lintasan fikiran yang terbersit di hati karena kita tidak pernah tahu kapan waktu terijabahnya dan malaikat meng-amin-kannya". Dan alangkah sayangnya ivanjaya.net jika kemudian saat itu lintasan fikiran yang terijabah berupa fikiran tentang pesimisme dan prasangka-prasangka buruk. Dan bukankah Allah senantiasa memperturutkan persangkaan hambaNya? ivanjaya.net
Sekali lagi mendapat ibrah dari bingkisan talenan. ivanjaya.net
Segala Puji bagiMu Yaa Rabb untuk bingkisan indah, pun jua untuk saudariku....insyaAllah bingkisanmu amat sangat bermanfaat. ivanjaya.net
pesan ukhuwah dari saudariku..... senyumkenyit


Februari 08, 2012

Refreshment 2012

Bulan lalu, tepatnya tanggal 22 Januari 2012 tepat sehari sebelum tahun baru Imlek, saya diajak jalan-jalan buat refreshing (yah, mumpung liburnya beruntun ^__^ ). Nah, kali ini jalan-jalannya ke Gunung Kidul (akhirnya, saya bisa ke Gunung Kidul juga...... *bahagia tak terkira /blushing ). Rencana tujuan kali ini ke beberapa tempat wisata yang ada di sana. Beberapa di antaranya Gunung Api Purba, Air Terjun Sri Gethuk, Gua Parang dan pantai-pantai (ternyata Gunung Kidul punya banyak pantai dan lebih wah jika dibandingkan Pantai Depok atau pun Pantai Parangtritis). Hwaaa.......tak sabar pengen segera nyampe (kangen debur ombak pantai, maklum begini-begini pantai adalah tempat pertama buat saya melepas penat dan menghibur diri).
Rencana awal, kumpul pukul 07.00 tapi akhirnya molor (entahlah, saking lamanya menunggu akhirnya lupa ngecek jam). Dan keberangkatan kami pun terwarnai dengan aksi penggrebekan alias jemput paksa salah satu penumpang cantik (hahaha.......jadi inget tampang Rini nee-chan waktu kami jemput).
Baiklah, kami berangkat dengan riang dengan Kijang Innova yang isinya tak lebih dari 8 manusia yang siap bertualang tanpa peta (sedikit lebih canggih dari si Dora khan?! ^__^" ).
First Destination >> Gunung Api Purba, Nglanggeran Gunung Kidul, DIY
Panas euy.... inilah para srikandi penakluk puncak Gunung Api Purba
Sebelum melangkahkan pendakian, berdoa dulu dan tak lupa pose...pose... ^_^v


Karena pemanasan sebelum memulai pendakian kurang, jadi kaki lumayan kaget sewaktu diajak menapak medan-medan terjal berbatu. 
Wuih, ini masih awal perjalanan kawan.....
Nah, di sini untuk naik dan turun musti antri. Jadi, sabar ya.....
Ini daerah pemberhentian kami yang kedua...... Kaki saya sudah berat sangat neh....
Tak jauh dari tempat kami istirahat ternyata ada lokasi bagus buat...."take picture" ^___^
Dari tebing ini jelas terlihat pemancar berbagai stasiun televisi, ladang jagung, sawah nan hijau



Ini pos pemberhentian kami yang ketiga. Nah, di sini saya memutuskan menyerah dan tak melanjutkan perjalanan. Hiks...hiks... /crying
Akhirnya di pos ini, saya memutuskan menyerah (kaki saya sudah tak sanggup lagi saya gerakkan saking berat terasa... huft /blushing ). Saya pun mempersilakan mereka melanjutkan perjalanan karena masih kurang lebih 70 persen lagi baru sampai ke tujuan utama (puncak red.). Dalam kesendirian duduk di gardu pandang ini, sempat terserang kantuk berkali-kali (angin semilirnya amat sangat bikin ngantuk ^____^ ). Setelah cukup lama terbuai, terpikir juga buat menyusul rombongan. Daripada saya duduk dengan mata berat kenapa tidak kupaksa saja kakiku, bukankah nantinya akan terbayar jua. Oke, let's go!!
Sempat terpikir akan tersesat, tapi tekadku telah bulat. Masa kesempatan yang belum tentu akan datang lagi kusia-siakan?! Dalam perjalanan sempat bertemu orang-orang yang juga tentunya telah ke puncak dan kini hendak turun. Saya bertaruh (sebagai orang bergolongan darah A), saya merasa yakin aku tak akan tersesat dan satu hal yang kusyukuri dengan pendakianku seorang diri adalah "saya menjadi lebih menikmati perjalananku karena saya bisa memperhatikan jalan yang kulalui, tetumbuhan dan pepohonan sepanjang jalan".
Inilah foto pertama yang terjepret si Apple saat akhirnya tiba di puncak....
Finally..... tiada kesuksesan tanpa usaha kawan..... \(^_^)/
Ini salah satu sudut pemandangan dengan batu-batu purba menjulang yang menghijau.....
Srikandi berjaya pasang aksi...... say cheese ^___^
Itulah, sekelumit perjalanan tracking Gunung Api Purba. Karena hari telah menjelang siang dan waktu shalat tiba, kami memutuskan turun dan melanjutkan perjalanan. Dalam perjalan menuju lokasi selanjutnya kami berhenti sejenak di sebuah masjid untuk shalat dan mencari warung makan untuk mengganjal perut di siang hari.... (hehehe.....urusan "Lombok Tengah" tak boleh terabaikan saudara-saudara).
Second Destination >> Gua Rancang (Rancang Cave)
Gua Rancang dengan pohon besar di mulut gua
ups.....ada maskot Gua Rancang tuh....hihihi ^__^v
Pada dasarnya gua ini memanjang hingga Bantul, tapi kini gua ini buntu. Di pintu masuk gua berdiri menjulang pohon besar (saya kurang tahu jenis pohonnya, tapi mungkin sebangsa beringin karena adanya akar-akar yang menggantung. Di depan pintu masuk gua juga terdapat pelataran yang cukup luas (hm...bagus juga neh buat Musyak HIMMPAS..he ).
Third Destination >> Air Terjun Sri Gethuk (Sri Gethuk Waterfall)
Untuk mencapai air terjun ini kita harus menggunakan sampan dan menyusuri sungai terlebih dahulu. Pertama kali melihat sungai dan sampan yang mengangkut para wisatawan saya langsung terbayang film Anaconda dan The Trek (film anaconda versi Thailand). Sempat bercanda dengan teman-teman, membayangkan di dalam air di bawah sampan berenang anaconda yang siap melahap mangsa (hwaa.......ngeri).
Menanti sampan....
Tak rugi berbasah-basah ria (^_^)/
Air terjunnya cantik kan?? ^___^
Setelah puas berbasah-basah, mencari posisi yang bagus buat jepret sana-jepret sini, akhirnya saatnya untuk undur diri. Sebenarnya masih ada satu tempat lagi yang kami datangi, yakni Pantai Siung. Sayang, jarak antara Air Terjun Sri Gethuk-Pantai Siung ternyata lumayan jauh. Jadi rencana untuk menikmati sunset di pantai pun tak kesampaian. Tapi tak mengapa kawan, bermain air dan menikmati langit di puncak gunung telah cukup membuat kami berbahagia.
Dalam perjalanan pulang, hujan mendera di tengah jalan yang telah lengang. Yah, lokasi Pantai Siung memang cukup jauh dari pusat keramaian kota. Alhamdulillah akhirnya, dalam perjalanan pulang dapat juga kunikmati pemandangan kerlip lampu kota di Bukit Bintang (saya ingat dulu waktu baru datang ke Jogja seorang teman bercerita indahnya pemandangan dari Bukit Bintang, dan waktu itu saya hanya bisa bermimpi untuk dapat melihatnya.....). Sayang, di sini kami tidak berhenti atau mampir tapi hanya sekedar melambatkan laju mobil.
Sekitar pukul 09.30 saya pun tiba di Kinanti 99C. Alhamdulillah, perjalanan yang melelahkan tapi juga mengesankan. Dan tak lupa matur nuwun sanget untuk dua orang EO dan guide kami ^_____^.

EO, Sopir, Guide sekaligus Fotografer kami....
doumo arigatou gozaimasu

Dan, kami pun tak sabar untuk kembali bertualang...... (^^)/

Belajar dari Burung Hud-hud

Kita mungkin sudah tidak asing dengan burung hud-hud. Burung ini adalah salah satu burung yang disebutkan di dalam Al-Qur’an yang terdapat dalam kisah nabi Sulaiman as. Di dalam Al-Qur’an dikisahkan tentang burung hud-hud yang melakukan pengintaian terhadap suatu kaum yang kemudian hasil pengintaian ini ia sampaikan kepada nabi Sulaiman as. selaku pemimpinnya. Berdasarkan kabar yang disampaikan oleh si burung, maka dakwah terhadap kaum tersebut dapat dilakukan. Allah berfirman:
“Dan dia memeriksa burung-burung lalu berkata, “Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir? Sungguh aku benar-benar akan mengadzabnya dengan adzab yang keras, atau benar-benar menyembelihnya kecuali jika benar-benar dia dating kepadaku dengan alasan yang terang.” Maka tidak lama kemudian (datanglah hud-hud), lalu ia berkata, “Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum mengetahuinya; dan kubawa kepadamu dari negeri Saba’ suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar.” (An-Naml 20-23)
Inti cerita tentang keterlambatan burung hud-hud tersebut di atas adalah:
Keterlambatan burung hud-hud dalam pertemuan tersebut dikarenakan kerja dakwah yang dilakukannya tanpa adanya perintah dari sang nabi (mengintai negeri Saba’ red.) yang kemudian hasil pengintaian itu menjadi perantara suatu kaum mendapat hidayah Allah. Akan tetapi tindakan yang dilakukan burung hud-hud tidak dapat dijadikan alasan bekerja di luar kendali (tasayyub). Tindakan yang dilakukan burung hud-hud karena ia mengetahui kondisi yang merupakan peluang dakwah.
Burung hud-hud tidak keluar dari tujuan jama’ah dan sarananya, juga tidak melanggar prinsip-prinsip umum atau mengabaikan perintah lainnya yang lebih utama. Kisah ini menunjukkan pada diri burung hud-hud terdapat jiwa yang sadar misi (yaqzhah), teliti dalam beramal (diqqah) dan semangat untuk berdakwah. Selain pelajaran mengenai sikap seorang jundi dakwah, kisah ini juga menggambarkan sikap yang dimiliki nabi Sulaiman selaku pemimpin (qiyadah) yang memiliki sikap kontrol dan ketegasan dalam menyelesaikan persoalan anggotanya sekecil apapun persoalan tersebut dan dilakukan oleh anggota serendah apapun jenjangnya.
Kisah ini banyak mengandung ibrah untuk para aktivis dakwah apapun posisinya, di antaranya:
1. Inisiatif, seorang aktivis dakwah hendaklah memiliki inisiatif tanpa adanya perintah dalam menjalankan tugas dakwah. Ia memanfaatkan keberadaan dirinya di suatu tempat sebagai peluang untuk melakukan perbuatan baik dan bermanfaat bagi orang lain (dakwah red.)
2. Tidak semua rencana/planning akan berjalan dengan lancar dan dapat dimutaba’ahi, karena itu pengarahan terhadap semua perintah dan kebijakan adalah lebih diutamakan.
3. Adanya pengecekan terhadap keterlambatan burung hud-hud berikut dengan alasannya. Dan pemimpin pun menerima alasan tersebut setelah dilakukan pengecekan, dan membatalkan hukuman yang telah dijanjikan karena alasan yang dikemukakan bernilai kebenaran.
4. I’tidzar lil qa’id fi ada’il wajib. Dalam kisah ini kita dapat melihat bahwa dalam pemaafan (ma’dzirah) dan menyampaikan alasan (i’tidzar) terdapat sesuatu yang berharga ketika pengetahuan burung hud-hud memberikan manfaat kepada pemimpin. Kemampuan dalam menyampaikan berita yang penting dan besar dan taat kepada pemimpin dengan mennjawab alasan keterlambatan dengan hal yang lebih penting.
5. Pentingnya kehadiran secara da’wiyan dan tarbawiyan, bukan hanya kehadiran di halaqah atau di usrah atau di ijtima’. Hendaknya kita senantiasa hadir dalam setiap aktivitas dakwah dan tarbiyah. Maka, di sinilah peran seorang qiyadah/pemimpin/murabbi/mas’ul dalam mengontrol dan memperhatikan kehadiran binaannya dalam aktivitas dakwah dan tarbiyah.
6. Hendaknya pemimpin tidak cuek. Dalam kisah ini nabi Sulaiman selaku pemimpin bersikap:
a. Merasa kehilangan terhadap pengikutnya (tafaqqudul amiir lil atba’).
Adanya perhatian terhadap kehadiran orang-orang yang dipimpinnya merupakan bagian dari tanggung jawab yang harus diemban. Sikap ini juga dapat membangkitkan perasaan dibutuhkan dari seorang jundi oleh pemimpinnya, sehingga dapat membangkitkan semangat mereka.
b. Sangat perhatian terhadap perkara (akhdzul amri bil hazm). 
Seorang pemimpin harus memiliki wibawa di hadapan pengikutnya dengan bersikap tegas, bahkan dalam perkara yang kecil sekalipun.
c. Evaluasi (muhasabah). 
Hendaklah seorang pemimpin memiliki inisiatif untuk mengevaluasi proses tarbiyah dan hasil perjalanan tarbiyah yang telah ia lakukan.
d. Klarifikasi uzur (tabayyunul ‘udzr). 
Klarifikasi alasan keuzuran binaan dilakukan agar penyikapan dan perlakuan yang akan diambil lebih berdampak positif.
e. Menghargai masing-masing anggota (taqdir kulli udhwin). 
Seorang anggota, betapapun kondisinya harus dihargai sebagai anggota dan tidak boleh dipandang sebelah mata.
7. Kerja yang kecil juga dapat melahirkan hal yang besar. Seperti halnya kerja pengintaian burung hud-hud yang hanya sekedar menghasilkan informasi keadaan dan kondisi keagamaan suatu kaum, dapat menghasilkan prestasi besar yakni keislaman seluruh negeri Saba’.
Semoga kita dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah si burung hud-hud di dalam Al-Qur’an dalam bekerja dan berkontribusi di aktivitas dakwiyah dan tarbawiyah.


(Materi Kajian KTP UGM)

Perangkat-Perangkat Tarbiyah


Sesuai dengan data yang diambil dari sejarah Jamaah, perangkat-perangkat khusus yang dipergunakan Jamaah dalam mentarbiyah anggota-anggotanya antara lain: Usrah, Katibah, Rihlah (Refreshing), Mukhayyam, Daurah, Nadwah dan Muktamar. Melalui perangkat-perangkat tarbiyah ini dakwah berjalan dan terus berkembang.

Perangkat yang pertama, Usrah. Usrah dalam hal ini didefinisikan sebagai perisai, ia seperti keluarga dan kerabat. Usrah juga merupakan kumpulan orang-orang yang terikat oleh kepentingan yang sama, yakni: bekerja, mentarbiyah, dan mempersiapkan kekuatan untuk Islam.
Tujuan usrah secara umum adalah membentuk kepribadian islami secara integral pada setiap individu muslim, mentarbiyah, dan mengembangkannya sesuai etika dan nilai islam. Aspek kepribadian yang penting adalah aqidah, ibadah, moral,dan wawasan pengetahuan. Usrah yang baik adalah usrah yang produktif yang banyak melahirkan kader calon naqib ( murobi atau pemimpin usrah).
Rukun-rukun usrah:
- Ta aruf (saling mengenal)
- Tafahum (saling memahami)
- Takaful (saling menanggung beban)

Kedua, Katibah. Katibah berarti sesuatu yang dihimpun dan tidak berserakan atau dapat berarti juga pasukan atau satuan raksasa atau satu grup besar dari sebuah pasukan yang terdiri dari beberapa grup ekspedisi yang tidak permanen.
Merupakan pola spesifik dalam mentarbiyah sekolompok anggota yang bertumpu pada tarbiyah ruhani, pelembutan hati, penyucian jiwa, dan membiasakan fisik beserta seluruh anggota badan  untuk melaksanakan ibadah secara umum, juga tahajud, dzikir, tadabur, dan berpikir kritis.
Dalam jamaah ikhwah, katibah berarti kumpulan beberapa usrah. Setiap katibah harus selesai programnya dalam  40 pekan atau 40 kali pertemuan. Tujuan katibah secara umum adalah menciptakan keharmoniann bangunan kepribadian islam yang utuh pada seseorang, dekat dengan Allah, taat kepada-Nya.

Ketiga, Rihlah. Rihlah adalah perangkat tarbiyah yang lebih mencurahkan perhatiannya kepada aspek fisik, baik individu maupun kelompok.
Di dalam rihlah para peserta diberi kebebasan bergerak, berolah raga, berlatih, bersabar untuk bekerja secara sungguh-sungguh, serta menahan rasa haus dan lapar dengan kadar yang tidak mungkin diperoleh dalam pertemuan usrah, tidak juga katibah.
Dilihat dari tipe peserta, ada beberapa macam rihlah:
  1. Rihlah para aktivis
  2. Rihlah keluarga ikhwah
  3. Rihlah putra ikhwah
  4. Rihlah putri ikhwah
  5. Rihlah da’i ikhwah

Keempat, Mukhayyam. Merupakan penerapan dan pengembangan dari sistem jaulah yaitu sistem jaulah merupakan pengembangan dari sistem rihlah. Dalam tarbiyah, sistem mukhayam tumbuh sebagai penyempurnaan misi jawalah untuk menghidupkan terus kehidupan jawalah secara nyata. Tujuan Mukhayam secara umum ada tiga pokok:
  1. Pengumpulan, meliputi pengumpulan tingkat kaum muslim secara umum, tingkat  aktivis ikhwah dari berbagai usrah, tingkat para pemimpin ikhwah, hingga tingkat internasional.
  2. Tarbiyah. Memberi celupan kehidupan pribadi peserta dengan celupan islam.
  3. Latihan. Melatih interaksi, fisik, tanggung jawab, manajemen mukhayam melatih menjaga kerahasiaan, dan sebagainya.
Mukhayam lahir dengan urgensi ketarbiyahan yang tidak tergantikan oleh perangkat-perangkat tarbiyah Ikhwaniyah selainnya.

Kelima, Daurah. Daurah atau pelatihan merupakan aktivitas berkala, yakni dilaksanakan pada setiap waktu tertentu secara rutin dalam bentuk pengumpulan kader-kader dakwah yang relatif banyak di suatu tempat untuk mendengarkan ceramah, kajian, penelitian dan pelatihan tentang suatu masalah, dengan mengangkat tema tertentu yang dianggap penting bagi keberlangsungan amal islam.
Daurah adalah forum untuk studi intensif suatu tema, baik berupa kajian ilmiah maupun pelatihan yang dimaksudkan agar peserta memiliki pengetahuan mendalam dan seoptimal yang mungkin diperoleh melalui asuhan para ulama dan spesialis.
Contohnya daurah manajemen, daurah dakwah fardiyah, dan daurah fikih dakwah. Setiap daurah harus mampu mewujudkan tujuan umumnya, kemudian mewujudkan target khusus sesuai dengan tema daurah yang diselenggarakan

Keenam, Nadwah. Nadwah berarti sekumpulan orang. Suatu majelis yang mengundang banyak orang untuk berkumpul. Nadwah berarti sebuah pertemuan yang menghimpun sejumlah pakar dan spesialis untuk mengkaji suatu tema ilmiah atau persoalan, setiap orang memberi pendapatnya dengan argumentasi dan bukti-bukti.
Orang yang diundang tidak harus dari kalangan ikhwah, bisa praktisi, ulama, pakar, dan spesialis untuk mengkaji suatu persoalan. Sasaran nadwah adalah pengetahuan dan wawasan pemikiran.

Ketujuh, Muktamar. Secara bahasa muktamar diartikan sebagai makanul i’timar (tempat musyawarah) dan dalam hal ini Ikhwanul Muslimin membaginya dalam dua bagian yaitu muktamar resmi (istilah ini dikhususkan untuk forum resmi yang memiliki kepentingan tertentu dalam aspek tujuan dan produk-produk yang dihasilkan seperti; ratifikasi perjanjian atau dokumen) dan muktamar umum (istilah ini ditujukan untuk menampung sejumlah peserta yang kadang-kadang hingga ratusan yang bersifat terbuka bagi semua organisasi atau individu).
Selain itu ada muktamar khusus jamaah khusus bagi anggota ikhwah yang diselenggarakan oleh jamaah ikhwah. Kelebihan muktamar adalah mampu menampung sejumlah besar pakar, terlibat dalam pembahasan dan kajian. Peserta yang ikut, terlibat dalam diskusi dan dialog dengan seluruh anggota muktamar.

Ketujuh perangkat tarbiyah diatas memiliki tujuan-tujuan umum dan khusus serta dilaksanakan dengan manajemen yang berbeda. Ada syarat- syarat menjadi pelaksana dalam setiap kegiatannya serta syarat pemimpin yang bertanggung jawab pada setiap perangkat tarbiyah. Ketujuh perangkat tarbiyah ini merupakan sarana dan jalan menuju kesuksesan dan pencapaian dakwah yang hakiki dan sadar atau tidak harus diakui bahwa perangkat tarbiyah adalah piranti yang dapat menentukan kesuksesan dakwah di kemudian hari nantinya.