Oktober 22, 2010

Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah

Tauhid Rububiyah adalah meyakini bahwa Allah adalah sang Khalik, adalah Tuhan yang patut untuk disembah.
Benarnya seseorang dalam tauhid rububiyah (mengimani Allah) tidak menjamin ia menjadi seorang muslim.
Seperti halnya iblis yang mengimani Allah tapi menjadi makhluk yang dikutuk karena tidak mau bersujud pada Adam a.s.
Kuatnya tauhid Rububiyah akan melahirkan tauhid Uluhiyah.

Tauhid Uluhiyah adalah memurnikan ibadah hanya untuk Allah SWT. Tauhid inilah yang paling banyak penyimpangan.
Mengapa demikian??? Karena memurnikan ibadah itu susah jika tidak memahami makna ibadah tersebut.
ibadah... "adalah suatu ungkapan yang mengandung setiap perkataan dan perbuatan yang terlihat ataupun tidak yang dicintai dan diridhai Allah"
Jadi, ibadah mengandung 3 unsur yakni perbuatan, perkataan dan perasaan. Saat ke-3 unsur tersebut dilandasi bukan untuk dan karena Allah, maka itulah yang dinamakan kemusyrikan. Padahal, Allah menginginkan kemurnian ibadah kepadaNya 100%.

Beberapa kiat untuk menggapai tauhid Uluhiyah:
1. harus memahami dan memiliki ilmu tentang ibadah
Ibadah tanpa ilmu akan melahirkan 2 keburukan yang saling berkebalikan, yaitu berlebih-lebihan dalam ibadah dan meremehkan ibadah.
2. bersegera merealisasikan ibadah
Marilah mencontoh Abu Bakar Ash-Shidiq ra. yang senantiasa bersegera melakukan kebaikan, dan hal ini haruslah dilakukan oleh seorang muslim karena meyakini bahwa hidup adalah untuk beribadah.
3. istiqamah dalam ibadah
"ibadah yang baik adalah ibadah yang berkesinambungan walaupun sedikit"
4. meragamkan ibadah
Menjalankan variasi ibadah untuk mengoptimalkan potensi.....
Keragaman ibadah dapat menjauhkan kita dari rasa jumud.

Wallahu 'alam bi shawab....

(Kajian Rutin Kamis Sore HIMMPAS UGM edisi 22 Oktober 2009)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar