Tauhid secara bahasa adalah menjadikan sesuatu itu satu.....
Tauhidullah adalah mentauhidkan Allah dalam Rububiyah, Uluhiyah dan Asma' wa sifat.
(Untuk lebih jelasnya silahkan cek Tauhid Rububiyah dan Tauhid Uluhiyah)
Antara tauhid Rububiyah dan tauhid Uluhiyah memiliki kaitan yang erat. Tauhid Uluhiyah merupakan konsekuensi dari tauhid Rububiyah. Sedangkan, tauhid Uluhiyah yang benar memiliki syarat yakni pemahaman akan ibadah.
Antara tauhid Rububiyah dan tauhid Uluhiyah memiliki kaitan yang erat. Tauhid Uluhiyah merupakan konsekuensi dari tauhid Rububiyah. Sedangkan, tauhid Uluhiyah yang benar memiliki syarat yakni pemahaman akan ibadah.
Menurut Ibnu Taimiyyah, ibadah adalah setiap perbuatan yang dicintai oleh Allah yang terlihat atau pun tidak baik berupa perbuatan, perkataan dan apa yang ada di hati.
Adapun tauhid Asma' wa sifat adalah tidak menyerupakan, mengganti, mentakwilkan nama dan sifat Allah dengan sesuatu yang lain tanpa adanya dalil yang jelas. Dalam Al-Qur'an Allah berfirman;
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ............
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia. Dan Dia yang Maha Mendengar, Maha Melihat" (QS. Asy-Syuura: 11).
Jadi, ikhwahfillah...sekali melakukan penyimpangan dalam tauhid ini, maka tertolaklah atau sia-sialah semua amalan ibadah kita.
Sering kita temui dan mungkin pernah kita lakukan, bersumpah atas nama selain Allah. Maka....mari kita bersama-sama renungkan:
Bersumpah demi Allah tapi berbohong, maka hal itu adalah sebuah dosa besar (kita berdosa karena berbohong dan bersumpah palsu), sedangkan bersumpah demi "sesuatu" (selain Allah red.) tapi jujur, maka itu adalah musyrik.
Marilah kita belajar dari nabi Ibrahim Khaliilullah yang tetap teguh memegang ketauhidannya kepada Allah walaupun ia harus memusuhi orang tuanya sendiri, walaupun ia kemudian dimusuhi kaumnya dan bahkan dibakar dalam api yang menyala-nyala dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiyaa: 58-70.
Lalu, apa imbas ketauhidan itu sendiri bagi diri kita dan lainnya??
Saat kita menegakkan tauhid itu pada pribadi-pribadi kita, maka akan menjadikan tegaknya masyarakat yang bertauhid. Lalu, jika sudah demikian maka akan lahir masyarakat yang merdeka seperti halnya negara Madinah pada zaman Rasulullah....
Jadi, ikhwahfillah...sekali melakukan penyimpangan dalam tauhid ini, maka tertolaklah atau sia-sialah semua amalan ibadah kita.
Sering kita temui dan mungkin pernah kita lakukan, bersumpah atas nama selain Allah. Maka....mari kita bersama-sama renungkan:
Bersumpah demi Allah tapi berbohong, maka hal itu adalah sebuah dosa besar (kita berdosa karena berbohong dan bersumpah palsu), sedangkan bersumpah demi "sesuatu" (selain Allah red.) tapi jujur, maka itu adalah musyrik.
Marilah kita belajar dari nabi Ibrahim Khaliilullah yang tetap teguh memegang ketauhidannya kepada Allah walaupun ia harus memusuhi orang tuanya sendiri, walaupun ia kemudian dimusuhi kaumnya dan bahkan dibakar dalam api yang menyala-nyala dalam Al-Qur'an surat Al-Anbiyaa: 58-70.
Lalu, apa imbas ketauhidan itu sendiri bagi diri kita dan lainnya??
Saat kita menegakkan tauhid itu pada pribadi-pribadi kita, maka akan menjadikan tegaknya masyarakat yang bertauhid. Lalu, jika sudah demikian maka akan lahir masyarakat yang merdeka seperti halnya negara Madinah pada zaman Rasulullah....
Beberapa pengaruh tauhid dalam kehidupan kita:
- merdeka secara hakiki : pada saat suatu masyarakat memiliki keyakinan yang kuat atau prinsip, maka ia tak akan mengekor apa yang dilakukan orang atau kelompok lain. Firman Allah dalam Al-Qur'an Surat Al-Anfal: 60-64.
- datangnya keamanan :
Pada saat ayat ini turun, timbul keresahan di kalangan sahabat. Karena kedzaliman terdapat di semua hal, ada kedzaliman kepada Allah, diri sendiri (dengan maksiat), orang lain, dll. Sehingga jika Allah memberikan pujian kepada kaum mu’minin yang tidak pernah dzalim, maka hal ini sangat berat dirasakan oleh para sahabat. Kemudian sahabat bertanya kepada Rasulullah, "Ya Rasulullah, siapa orang yang tidak pernah berbuat dzalim ?," beliau menjawab, "Sesungguhnya makna dzalim disini tidak seperti yang kalian kira, akan tetapi yang dimaksud adalah kesyirikan."
Dalam surat Luqman pun disebutkan nasihat Luqman kepada anaknya, “Wahai anakku, janganlah engkau berbuat syirk kepada Allah, karena kesyirikan merupakan kedzaliman yang sangat besar.”
Sehingga makna ayat di atas yaitu kaum mu’minin yang tidak menodai keimanan mereka dengan kesyirikan maka mereka akan mendapatkan keamanan dan petunjuk. Terdapat dua macam keamanan:
Keamanan secara mutlak = bagi orang yang sempurna keimanannya tidak akan disiksa sama sekali.
Keamanan secara umum = bagi orang yang menodai keimanannya dengan perbuatan maksiat, maka dia terdapat kemungkinan untuk disiksa terlebih dahulu.
Seperti halnya penduduk Makkah yang merasa tidak aman atas penyerangan pasukan Abrahah, hingga akhirnya Allah mengirim burung-burung untuk menghabisi bala tentara tersebut. kisah ini diabadikan dengan indahnya dalam Al-Qur'an Surat Al-Fiil. Pada akhirnya Makkah menjadi kota yang aman dengan penduduk yang aman dan tentram setelah Rasulullah diutus membawa risalah Islam kepada mereka (suku Quraisy red.)
- adanya keberkahan dari Allah :
pada saat kita menjalankan tauhid kepada Allah, maka Allah tidak akan pernah mengingkari janjiNya. Jadi, di sini tauhid adalah prioritas, tak bisa ditawar!!!!
- melahirkan masyarakat berakhlak mulia: kembali mari kita mengingat hadits Rasulullah SAW
- pada saat individu menjalankan tauhid, maka akan melahirkan ta'liful qulub (keterikatan hati) antara mereka : masyarakat muslim ibarat bangunan yang kokoh yang terikat oleh tauhid. Dalam Al-Qur'an Surat Al-Anfal Allah berfirman:
- ummat terbaik : manusia diperbaiki dengan sistem. Bagaimana manusia akan bisa diperbaiki jika ia tidak siap dengan sistem tersebut. Nah, apakah sistem yang dimaksud??? Tidak lain dan tidak bukan adalah Al-Qur'an.
wallahu 'alam bis shawab
(Kajian Rutin Kamis Sore HIMMPAS UGM edisi 3 Desember 2009)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar