April 02, 2011

[sedikit tentang] THALASSEMIA di Indonesia

Setelah melakukan penelitian di Sumatera dan NTT ditemukan bahwa salah satu factor pemicu thalassemia adalah factor genetik. Hal itu dapat dilihat dengan perbandingan penderita thalassemia di kedua daerah. Di daerah Sumatera penderita thalassemia bisa dikatakan sedikit dengan persentase 15% untuk Sumatera Selatan. Sedangkan, di NTT (Sumba) mencapai 36%.

Pernyataan ini didukung oleh ilmuwan biomolekuler Prof.Dr. Sangkot Marzuki yang menyatakan bahwa thalassemia merupakan penyakit genetic tipikal penduduk wilayah tropis seperti Sardinia, Italia, Cyprus, Mediterania, Negara-negara asia dan Papua. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan thalassemia juga menjadi masalah Negara-negara subtropik. Hal ini bisa terjadi dengan adanya migrasi penduduk Negara tropis ke wilayah subtropik. Apalagi jika terjadinya perkawinan silang.

Dengan majunya teknologi, maka gen thalassemia bisa didiagnosa. Dengan mengetahui asal/ras pasien maka diagnosa dan penanganan bisa lebih mudah karena diketahui bahwa setiap wilayah asal thalassemia memiliki ciri mutasi gen tersendiri, misalnya di Italia. Setiap pasangan yang akan menikah melakukan diagnosa gen untuk mengetahui apakah mereka menderita thalassemia atau tidak.

Thalassemia merupakan penyakit yang belum dapat disembuhkan. Diawali dengan anemia berat akibat kerusakan sel darah merah. Akibatnya, tubuh kekurangan oksigen. Kondisi ini dapat ditanggulangi dengan transfuse darah. Akan tetapi dengan transfuse pun penderita hanya bisa bertahan 30-40 tahun, sedangkan tanpa transfusi hanya bertahan 10 tahun.

Transfusi pun ternyata membawa efek negatif dalam jangka panjang. Dengan masuknya darah, maka penderita akan mengalami kelebihan zat besi yang dapat menyumbat pernapasan sehingga mengakibatkan kematian. Zat besi yang berlebihan ini pun dapat mengganggu fungsi organ karena terjadinya penumpukan pada organ tersebut. Karena kekurangan darah merah, maka organ tubuh yang memproduksinya akan bekerja lebih berat. Misalnya pembesaran limpa dan perubahan bentuk tulang muka.

Walaupun demikian, bagi orang Indonesia thalassemia hanya diderita oleh kelas menengah ke atas. Itu merupakan anggapan yang salah karena thalassemia bisa terjadi pada siapa saja. Di Indonesia penderita thalassemia mencapai ribuan orang tanpa pengobatan optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar