Alginat merupakan komponen utama dari getah alga coklat (Phaeophyceae), dan merupakan senyawa penting dalam dinding sel spesies alga yang tergolong dalam kelas Phaeophyceae (Winarno, 1996). Dinding sel alga coklat umumnya mengandung 3 komponen yaitu selulosa, asam alginat dan polisakarida sulfat (Graham dan Wilcox, 2000). Asam alginat terletak di dua tempat yakni pada dinding sel dan ruang interseluler (Bold dan Wynne, 1985) dan merupakan 20-40 % dari berat kering thallus (Graham dan Wilcox, 2000). Secara kimia, alginat merupakan polimer murni dari asam uronat yang tersusun dalam bentuk rantai linier yang panjang (Winarno, 1996).
Struktur Kimia Alginat
Terdapat dua jenis monomer penyusun alginat, yaitu β-D-Asam Mannopiranosil Uronat dan α-L-Asam Gulopiranosil Uronat. Dari kedua jenis monomer tersebut, alginat dapat berupa homopolimer yang terdiri dari monomer sejenis, yaitu β-D-Asam Mannopiranosil Uronat saja atau α-L-Asam Gulopiranosil Uronat saja; atau alginat dapat juga berupa senyawa heteropolimer jika monomer penyusunnya adalah gabungan kedua jenis monomer tersebut (Winarno, 1996). Mayoritas alga coklat mengandung asam manuronik dan guluronik dengan perbandingan 1:1, dimana proporsi ini dapat bervariasi tergantung musim, umur dan spesies, tipe jaringan serta lokasi geografisnya (Kraemer dan Chapman, 1991 dalam Graham dan Wilcox, 2000). Sifat Fisik dan Kimia Alginat
Sebagian besar sifat-sifat alginat tergantung pada tingkat polimerisasi dan perbandingan komposisi asam guluronat dan manuronat dalam molekul. Menurut An Ullman’s (1998) dalam Rasyid1 (2003), ikatan glikosidik antara asam manuronat dan guluronat kurang stabil terhadap hidrolisis asam dibandingkan ikatan dua asam manuronat atau dua asam guluronat.
Alginat membentuk garam yang larut dalam air dengan kation monovalen, serta amin dengan berat molekul rendah, dan ion magnesium. Alginat merupakan molekul linier dengan berat molekul tinggi, sehingga alginat mudah sekali menyerap air. Berdasarkan hal tersebut, maka alginat memiliki fungsi yang sangat baik sebagai bahan pengental (Winarno, 1996).
Alginat dalam perdagangannya sebagian besar berupa natrium alginat, yaitu suatu garam alginat yang larut dalam air. Jenis lain yang larut dalam air adalah kalium atau ammonium alginat, sedangkan alginat yang tidak larut dalam air adalah kalsium alginat dan asam alginat (Winarno,1996).
Viskositas yang tinggi merupakan salah satu sifat yang penting dari alginat. Sifat ini sering dijadikan sebagai ukuran kualitas alginat yang diperdagangkan (Rasyid1, 2003). Sifat ini sangat dipengaruhi oleh penambahan sejumlah kecil NaCl, Na2SO4, Na2CO3, dan garam-garam natrium ammonia. Salah satu hal yang terpenting yaitu jumlah asam alginat yang bereaksi dengan ion logam polivalen untuk membentuk gel atau larutan yang viskositasnya tinggi. Ion divalen yang penting dan umum digunakan untuk tujuan tersebut adalah kalsium. Peningkatan konsentrasi kalsium akan menyebabkan alginat menjadi sangat viskos hingga akhirnya mengendap (Chapman & Chapman, 1980 dalam Rasyid1, 2003).
Manfaat Alginat
Alginat pada makroalga coklat memiliki peran fisiologis seperti peran selulosa pada tumbuhan darat. Selulosa merupakan komponen serat yang membentuk dinding sel tumbuhan (Fessenden dan Fessenden, 1982; Poedjiadi dan Supriyanti, 2007). Hubungan antara struktur dan fungsi ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan komposisi alginat pada spesies yang berbeda, atau bahkan antara jaringan yang berbeda pada individu yang sama. Pada Laminaria hyperborea, stipe dan holdfast memiliki kandungan asam guluronat yang tinggi yang memberikan tekstur yang kaku. Sedangkan blade makroalga yang sama memiliki karakteristik alginat dengan komposisi asam guluronat yang lebih rendah, yang memberikan tekstur thallus yang lebih fleksibel (Draget et al., 2005).
Perbedaan rasio monomer penyusun alginat menentukan jenis pemanfaatannya. Alginat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti industri makanan, industri minuman, industri obat, industri kosmetik, industri tekstil, industri cat dan penggunaan lainnya. Pemanfaatan alginat antara lain sebagai emulsifying agent, disintegrating agent, dan moistourising agent (Rachmat dan Rasyid, 2002).
Menurut Astawan (1997) dalam Rasyid1 (2003), alginat memiliki afinitas (daya ikat) yang tinggi terhadap logam berat dan unsur-unsur radioaktif. Oleh karena alginat tidak dapat dicerna, maka konsumsi alginat sangat membantu membersihkan polusi logam berat dan unsur radioaktif yang terdapat dalam makanan.
Khasiat biologi dan kimiawi senyawa alginat juga dimanfaatkan pada pembuatan obat antibakteri, antitumor, penurun tekanan darah tinggi, dan mengatasi gangguan kelenjar (Anonim1, 2003).
Pustaka:
Alginat pada makroalga coklat memiliki peran fisiologis seperti peran selulosa pada tumbuhan darat. Selulosa merupakan komponen serat yang membentuk dinding sel tumbuhan (Fessenden dan Fessenden, 1982; Poedjiadi dan Supriyanti, 2007). Hubungan antara struktur dan fungsi ini ditunjukkan dengan adanya perbedaan komposisi alginat pada spesies yang berbeda, atau bahkan antara jaringan yang berbeda pada individu yang sama. Pada Laminaria hyperborea, stipe dan holdfast memiliki kandungan asam guluronat yang tinggi yang memberikan tekstur yang kaku. Sedangkan blade makroalga yang sama memiliki karakteristik alginat dengan komposisi asam guluronat yang lebih rendah, yang memberikan tekstur thallus yang lebih fleksibel (Draget et al., 2005).
Perbedaan rasio monomer penyusun alginat menentukan jenis pemanfaatannya. Alginat dimanfaatkan dalam berbagai industri seperti industri makanan, industri minuman, industri obat, industri kosmetik, industri tekstil, industri cat dan penggunaan lainnya. Pemanfaatan alginat antara lain sebagai emulsifying agent, disintegrating agent, dan moistourising agent (Rachmat dan Rasyid, 2002).
Menurut Astawan (1997) dalam Rasyid1 (2003), alginat memiliki afinitas (daya ikat) yang tinggi terhadap logam berat dan unsur-unsur radioaktif. Oleh karena alginat tidak dapat dicerna, maka konsumsi alginat sangat membantu membersihkan polusi logam berat dan unsur radioaktif yang terdapat dalam makanan.
Khasiat biologi dan kimiawi senyawa alginat juga dimanfaatkan pada pembuatan obat antibakteri, antitumor, penurun tekanan darah tinggi, dan mengatasi gangguan kelenjar (Anonim1, 2003).
Pustaka:
Anonim1, 2003, Menggali Manfaat Rumput Laut, [Serial online]. http://www.kompas.com/kompas-cetak/0307/23/bahari/431127.htm diakses tanggal 25 April 2007 13.24 Wita.
Bold, H., C., dan Wynne, M., J., 1985, Introduction to The Algae, Prentice-Hall, Inc., USA.
Draget, K. I., Olav S. and Gudmund S., 2005, Polysaccharides and Polyamides in the Food Industry. Properties, Productio, and Patents. Edited by A. Steinbüchel and S. K. Rhee, WILEY-VCH Verlag GmbH & Co. KgaA, Weinheim.
Fessenden, R.J. dan J.S. Fessenden, 1986, Kimia Organik Jilid 2 Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Graham, L. E. dan L. W. Wilcox, 2000, Algae, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
Keeton, William T. dan James L. Gould, 1986, Biological Science 4th Edition, W.W.Norton & Company, Inc., USA.
Poedjiadi, A. dan F.M. Titin Supriyanti, 2007, Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi, UI-Press, Jakarta.
Rachmat, R. dan Abdullah Rasyid, 2002, Rasio Monomer dan Viskositas Beberapa Alginat Dari Sargassum, Prosiding Seminar Nasional Rumput Laut dan Mini Symposium Mikroalgae, Makasar 23-25 Oktober 2002: 146-151.
Rasyid1, A., 2003, Algae Coklat (Phaeophyta) Sebagai Sumber Alginat, Oseana Volume XXVIII No. 1: 33-38.
Winarno, F., G., 1996, Teknologi Pengolahan Rumput Laut, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
note: saya belum sempat menemukan gambar struktur alginatnya, mohon sabar menunggu ya /please